Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Misteri Gunung Merbabu

Misteri Gunung Merbabu.jpg

Gunung Merbabu berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut, menjadi salah satu yang tertinggi di Pulau Jawa. Bahkan, ketinggiannya itu hampir menyamai Gunung Semeru yang mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut. secara geografis letak dari gunung yang masuk dalam daftar gunung aktif tipe B ini sejajar dengan Gunung Ungaran dan Merapi. Gunung Merbabu pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut.

Gunung ini menjadi salah satu favorit para pendaki, karena memiliki pemandangan yang indah, ada padang rumput hijau yang asri dan di puncaknya kalian juga bisa melihat gunung lain di Jawa Tengah seperti Gunung Lawu, Gunung Slamet, Gunung Sumbing, dan Gunung Sindoro. Ketika ingin mendaki Gunung Merbabu, kalian akan disuguhkan dengan berbagai hutan yang rindang. Di antaranya, Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Atas, serta Hutan Ericaceous. Untuk kalian yang belum tahu, terdapat beberapa jalur pendakian untuk mencapai puncak Merbabu, yaitu Jalur Kopeng, Jalur Wekas, Jalur Cunthel, Jalur Selo, serta Jalur Suwanting.

Nama Merbabu berasal dari kata 'Meru' dan 'Abu'. 'Meru' berarti gunung dan 'Abu' berarti warna abu-abu, Jika digabung berarti gunung berwarna abu-abu, dikarenakan saat meletus dahulu seluruh permukaan tanahnya tertutup oleh material abu vulkanik dan berwarna abu-abu. Di sisi lain, sejarah Gunung Merbabu juga ditemui dalam catatan-catatan pra-islam yang menyebutnya Gunung Damalung atau Gunung Pamarihan. Di Gunung Merbabu juga ada pertapaan yang konon katanya pertapaan tersebut pernah disinggahi oleh Pujangga Manik pada abad ke-15.

Ada juga cerita kalau penamaan Gunung Merbabu berkaitan dengan sejarah kerajaan-kerajaan zaman dulu. Pada saat itu banyak kerajaan yang saling berperang, hingga memunculkan sebuah kerajaan bernama Mamenang sebagai pemenang atas Pulau Jawa. Kerajaan itu dipimpin oleh Maharaja Kusumawicitra.

Pada saat berkuasanya Kerajaan Mamenang itu, Raja Kusumawicitra memutuskan untuk mengganti nama-nama gunung yang ada di Pulau Jawa. Sebelumnya, gunung di Pulau Jawa merupakan pemberian Raja Ajisakan dari Kerajaan Sumatri. Namun, dikarenakan wilayahnya kini harus tunduk kepada Raja Kusumawicitra, Ajisaka pun hanya diberi pangkat sebagai seorang resi.

Dua gunung di Pulau Jawa yang diganti namanya oleh Raja Kusumawicitra, dua di antaranya ialah Gunung Merapi dan Merbabu. Awalnya, Gunung Merapi bernama Gunung Candrageni, sementara Merbabu bernama Gunung Candramuka.

Berbicara tentang hal-hal mistis yang terjadi di gunung, sepertinya itu bukan bahan pembicaraan yang langka, sudah banyak cerita-cerita menyeramkan yang dialami pendaki saat mendaki sebuah gunung. Bagi saya pribadi, gunung adalah tempat yang paling menakutkan. Dibanding rumah berhantu atau tempat angker lainnya, gunung adalah tempat yang paling saya takuti. Jika ada yang menceritakan pengalaman mistisnya di sebuah gunung, biasanya saya langsung percaya.

Sebagai sebuah gunung yang cukup dikenal luas, Gunung Merbabu selain dikenal karena keindahannya juga terkenal karena kisah-kisah mistis yang menyertainya.

Pendaki Asal Madiun Bertemu dengan Pasukan Pocong

Jika gunung adalah tempat yang paling saya takuti, maka pocong adalah jenis hantu yang paling bisa membuat saya ketakutan seperti anak kecil. Bayangkan melihat penampakan pocong saat mendaki sebuah gunung, itu adalah pengalaman yang tidak pernah saya harapkan terjadi selama hidup saya.

Pada acara talk show pendaki di masa pandemi yang diadakan di Mucoffee Jl. Salak, Kota Madiun, seorang pendaki bernama Heru Purwanto menceritakan kisah-kisah mistis yang ia alami saat mendaki gunung, salah satu ceritanya adalah saat melihat pasukan pocong di Gunung Merbabu pada 2014 silam.

Saat itu, Heru mendaki Gunung Merbabu via jalur pendakian Cuntel. Kala itu kondisi Cuntel masih sepi. Saat akan turun dari puncak, ia bersama teman-temannya sedang beristirahat sebentar di pos pendakian. Di tengah melepas lelah itu, tiba-tiba ada pasukan pocong yang berjalan melintas di depannya. Pasukan pocong itu kemudian menuju satu sosok yang disebutnya sebagai 'Semar'.

"Saat itu kan kondisinya lelah, letih. Mau istirahat sebentar, eh malah lewat pasukan pocong di depan saya. Pocong-pocong ini menuju ke sosok yang seperti Semar. Itu pengalaman yang paling horor yang pernah saya alami," ujar Heru.

Sosok Wanita Misterius

Kala itu, seorang pendaki bernama Budi tiba-tiba terpisah dengan teman-temannya. Ia terpisah dengan rombongannya ketika berada di Pos 1. Budi asyik mengambil foto di sekitar situ sehingga tak sadar bahwa teman-temannya sudah meninggalkannya jauh di depan. Setelah beberapa saat barulah Budi sadar bahwa ia ketinggalan dengan rombongannya.

Budi memutuskan untuk mengejar teman-temannya, tapi di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang gadis yang juga menggunakan atribut pendaki gunung. Gadis itu mengaku bahwa ia juga ketinggalan oleh rombongannya. Merasa senasib, akhirnya Budi dan si gadis itu melanjutkan perjalanan sembari ngobrol.

Keanehan mulai dirasakan Budi ketika sudah 4 jam Budi tidak mencapai pos berikutnya. Padahal, bukan sekali Budi mendaki Gunung Merbabu ini, ia sudah 4 kali melewati Jalur Tekhelan di Gunung Merbabu itu. Akhirnya, Budi memutuskan untuk bermalam dengan mendirikan tenda.

Gadis yang bersamanya tadi tidur di tenda, sedangkan Budi di luar tenda memakai sleeping bag. Ketika subuh, si gadis itu membangunkan Budi dan berpamitan ingin melanjutkan perjalanan, tapi karena Budi masih mengantuk ia hanya mengiyakan saja dan melanjutkan tidur.

Pukul 8 pagi, Budi bangun dan ia kaget posisinya tiba-tiba berada di pinggir tebing sekitar 200 meter dari Watu Gubug. Ia bergegas membereskan tenda dan bermaksud menyusul rombongannya di puncak. 5 meter dari posisinya saat itu terdapat tas milik gadis misterius itu. Budi mengira itu adalah tas yang tidak sengaja tertinggal. Budi memutuskan membawa tas itu dan memberikannya pada gadis tadi saat bertemu di puncak.

Sesampainya di puncak, Budi menemui teman-temannya dan langsung menanyakan keberadaan gadis itu. Teman-temannya mengatakan bahwa tidak ada pendaki lain selain rombongannya.

Budi masih tidak curiga dan bermaksud mengantarkan tas itu ke alamat yang terdapat di tanda pengenal di dalam tas. Ketika ia sampai di rumah gadis itu, Budi bertemu ibunya dan memberitahukan maksud kedatangannya. Namun, ibu itu malah menangis dan mengajak Budi ke belakang. Di belakang rumah terdapat batu nisan dengan tulisan nama gadis itu.

Ternyata gadis itu adalah salah seorang pendaki yang hilang di Gunung Merbabu pada tahun 2009 dan jasadnya tidak pernah ditemukan. Yang membuat misteri Gunung Merbabu yang satu ini jadi lebih mencekam, kejadian yang dialami Budi terjadi pada 2012, yang artinya si gadis ini sudah menghilang 3 tahun tanpa jejak.

Sosok Macan Misterius

Menurut masyarakat sekitar Gunung Merbabu, di gunung setinggi 3.145 meter di atas permukaan laut ini sudah tidak ada lagi macan. Namun, para pendaki percaya bahwa ada sosok macan gaib yang sering terdengar aumannya tapi tidak terlihat wujudnya.

Pada tahun 2008 ditemukan jasad seorang pendaki wanita yang tewas dengan bekas terkaman dan gigitan hewan buas, seperti macan, di tubuhnya. Padahal, menurut masyarakat setempat sudah tidak ada lagi habitan macan loreng di hutan-hutan Gunung Merbabu. Kehadiran macan misterius ini juga menjadi momok bagi para pendaki.

Watu Gubug, Sebuah Pintu Menuju Dunia Lain

Jika kalian mendaki melalui Jalur Thekelan, kalian akan melihat tumpukan batu-batu besar yang membentuk pintu seperti gua. Tumpukan batu ini bernama Watu Gubug. Melihat dari ukuran pintunya yang sangat sempit, maka kalian pasti berpikir bahwa Watu Gubug hanya bisa dimasuki oleh 1 orang saja. Namun, tanpa terduga kadang-kadang Watu Gubug bisa dimasuki lebih dari 1 orang.

Konon, apabila seseorang bisa masuk ke dalam gua kecil itu, maka 'penjaga' kerajaan gaib sudah merestuinya masuk ke alam mereka. Namun, tidak semua orang dapat memasuki Watu Gubug ini karena ada juga beberapa orang yang kesulitan saat memasuki pintu Watu Gubug ini.

Hantu Minta Gendong

Membicarakan soal pasar setan, ternyata bukan cuma Gunung Slamet saja yang punya pasar setan, Gunung Merbabu pun juga punya pasar setan, yang bernama Pasar Dieng. Kalian akan melintasi Pasar Dieng ketika hendak menuju puncak Kentheng Songo.

Ada berbagai misteri Gunung Merbabu yang terjadi di Pasar Dieng, tetapi hanya ada satu cerita yang paling membekas di hati, yakni keberadaan hantu yang minta gendong kepada para pendaki. Wujud hantu ini memang tidak terlihat jelas oleh pendaki itu. Namun, pendaki yang 'menggendong' hantu ini akan merasakan keberatan yang tidak wajar di area pundak dan punggung. Hantu yang kerap kali meminta gendong ini seringkali memilih pendaki yang sering mengeluh.

Anak-Anak Hutan di Jembatan Setan

Dilansir dari Kumparan Travel, cerita selanjutnya datang dari seorang karyawan lembaga pemerintahan yang berasal dari Semarang bernama Otniel Adityo. Pada tahun 2015, Otniel mendaki Gunung Merbabu via Cuntel, Salatiga, bersama dengan temannya.

Saat sedang mendaki, Otniel melihat anak-anak berlarian di sekitar jembatan setan. Jembatan setan adalah julukan salah satu trek pendakian ekstrem di Merbabu yang berbatasan langsung dengan tebing. Pada Kumparan Travel Otniel bercerita bahwa ia hampir menjadi korban 'anak-anak hutan'.

"Kata temanku yang punya kemampuan lebih, bocah yang berlarian itu dikenal sebagai anak-anak hutan, katanya mereka tinggal di bawah jurang dan biasanya memanjat ke jembatan untuk bikin pendaki tersesat. Karena biasanya pendaki yang kelelahan mudah berhalusinasi dan kasihan ke anak-anak itu. Padahal kalau mereka diikuti, yang ada pendakinya yang bakal tersesat," ungkapnya melalui pesan WhatsApp.

Sosok Bayangan Misterius di Sabana I

Azwar Annas adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan media digital di Jakarta. Selama rentang tahun 2013-2015, ia sudah menjajaki Gunung Merbabu sebanyak sembilan kali. Tapi, selama sembilan kali pendakian, ia baru satu kali merasakan pengalaman bertemu makhluk astral di Merbabu.

Kejadian tersebut bermula pada tahun 2014, saat itu ia sedang mendaki bersama rombongan pendaki lainnya. Karena kelelahan dan tidak kuat, ia dan rombongan berhenti di Sabana I, yaitu sebuah area padang rumput yang berada di pertengahan Pos 2 dan Pos 3.

"Secara pribadi sih aku enggak pernah dengar mitos Merbabu, karena orang yang mau naik gunung itu seharusnya enggak boleh tahu dulu supaya tidak terbebani. Waktu itu, kondisinya malam hari sekitar kurang dari jam 12, kita memutuskan untuk istirahat karena enggak kuat. Lagi istirahat, aku enggak sengaja lihat bayangan hitam gede banget, kayak pepohonan. Padahal, kan logikanya di sabana mana ada pohon. Dan kondisinya juga bulan purnama, jadi terang banget. Karena penasaran, aku tanya ke teman aku, siapa tahu ada yang lihat bayangan hitam gede, tapi katanya dia enggak lihat," ceritanya.

Ia baru menyadari bahwa bayangan itu adalah makhluk astral setelah mendengar penuturan warga lokal ketika pria asal Rembang tersebut menceritakan kisahnya setelah turun gunung.

Lutung yang Mengikuti Para Pendaki

Selain bayangan hitam besar, pada salah satu perjalanan Azwar, ia pernah menemukan seekor lutung mengawasi perjalanannya. Menurut penuturannya, lutung tersebut bergelayutan dari satu pohon ke pohon lain sambil mengawasi pendaki.

"Lutungnya sendirian, bentuknya seperti monyet besar gitu, diam di atas pohon, sambil ngeliatin dari atas dan ngikutin pas lagi di jalan," cerita Azwar.

Hanoman di Jalur Hutan Pinus

November 2017 lalu, Jonathan Zilliwu, mahasiswa salah satu universitas negeri di Semarang mendaki Merbabu bersama teman dan kekasihnya melalui jalur Suwanting. Menurut penuturan pria yang akrab dipanggil Jo tersebut, saat melewati kawasan hutan pinus, ia merasa diikuti oleh sesuatu yang ia tidak ketahui.

"Katanya tempat itu ditinggali sosok kera putih, hanoman. Tapi kalau kata teman-temanku yang lain, wujudnya mirip pohon pisang. Kalau yang bisa 'lihat', dia bisa melihat hanoman itu pindah dari pohon ke pohon, tapi kalo yang bisa 'merasakan', katanya dia ngerasain pohon pisangnya pindah-pindah tempat. Aku sendiri enggak merasa ada pohon pisang atau melihat hanoman, cuma aku ngerasa ada yang mengikuti dari belakang," ujar pria asli Subang tersebut.

Kuntilanak yang Bergelayut di Kaki Pendaki

Masih cerita milik Jonathan, ternyata bukan hanya diikuti oleh sosok hanoman, rombongannya juga 'diganggu' oleh kuntilanak. Kejadian ini bermula saat kekasih Jonathan mengambil jahe yang berada di kawasan gunung.

"Pas mau turun gunung, ada kuntilanak yang bergelayut di kaki pacarku, kayak pegangan gitu di pergelangan kakinya. Karena digelayutin, lututnya dia jadi cedera, kakinya sakit gitu. Untungnya enggak terlalu parah, tapi ya turunnya jadi mesti harus dituntun," kata Jo.

Itulah beberapa kisah mistis di Gunung Merbabu, kalian boleh percaya boleh tidak. Tapi, untuk kalian yang memang hendak mendaki, tidak hanya di Gunung Merbabu tapi juga di gunung lainnya hendaknya menjaga sikap dan tutur kata kalian. Jika kalian datang dengan hati yang bersih dan hanya ingin melakukan hobi kalian untuk mendaki, hal-hal mistis tersebut tentunya kemungkinan besar tidak akan muncul. Tapi, sekiranya kalian mengalaminya, tetap tenang dan berdo'a untuk keselamatan kalian pada Tuhan.

Keywords: misteri gunung merbabu via wekas, jawa tengah, cerita, via selo, kisah mistis, cerita misteri pendaki gunung merbabu, misteri jembatan setan gunung merbabu, video, via suwanting, termasuk gunung berapi, cocok untuk pemula, bisa meletus, pernah meletus, ada di mana, gunung merbabu apakah masih aktif, berapa mdpl

Posting Komentar untuk "Misteri Gunung Merbabu"