Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Gangs of London Season 1, Pertarungan Sadis Para Mafia di London

Gangs of London Season 1.jpg

Saya sampai detik ini masih terus berharap kalau "The Raid 3" akan dibuat dan sepertinya bukan saya saja yang berharap akan hal itu. Bagaimana tidak, "The Raid" berhasil memberikan angin segar bukan hanya di film laga Indonesia namun juga dunia. Namun, saat saya berharap adanya kelanjutan kisah film yang dibintangi Iko Uwais tersebut, Gareth Evans, sutradara dari dua film "The Raid" ternyata malah membuat sebuah serial televisi berjudul "Gangs of London".

"Gangs of London" adalah sebuah serial televisi dari Inggris yang pertama kali ditayangkan di Sky Atlantic pada 23 April 2020. Season pertamanya yang sudah tayang terdiri dari 9 episode dan sepertinya dilihat dari ending-nya akan berlanjut ke season dua.

"Gangs of London" dibuat oleh Gareth Evans dan Matt Flannery. Flannery bukanlah orang baru bagi Evans, ia merupakan sinematografer di beberapa film yang disutradarai Evans seperti "The Raid: Redemption", "The Raid 2", "Merantau" dan "Apostle" bahkan di film "Footsteps" yang juga masih disutradarai oleh Evans, ia menjadi produsernya.

Gareth Evans selain menjadi creator ia juga turut menyutradarai "Gangs of London" di 2 episode. Sutradara lainnya ada Corin Hardy (4 episode) dan Xavier Gens (3 episode). Serial televisi bergenre aksi, kriminal dan drama ini dibintangi Joe Cole sebagai Sean Wallace, Sope Dirisu sebagai Elliot Finch, Michelle Fairley sebagai Marian Wallace, Lucian Msamati sebagai Ed Dumani, Paapa Essiedu sebagai Alex Dumani, Colm Meaney sebagai Finn Wallace, Narges Rashidi sebagai Lale, Asif Raza sebagai Asif Afridi, Orli Shuka sebagai Luan Dushaj dan lain-lain.

"Gangs of London" terbilang cukup sukses. Serial televisi ini menjadi serial buatan Sky Atlantic terlaris kedua dengan total 2,27 juta penonton selama 7 hari untuk episode pembukanya saja. Di IMDb, serial ini mendapatkan rating 8,2/10 sementara di Rotten Tomatoes untuk musim pertamanya mendapatkan rating 85%.

Sinopsis: Setelah kematian Finn Wallace, pemimpin dari sindikat kriminal yang bermarkas di London, terjadi konflik antara kelompok kriminal disana. Sean Wallace, yang mencoba mencari pembunuh ayahnya membuat keadaan semakin kacau. Ada juga Elliot, seorang polisi yang menyamar yang masuk menjadi bagian Keluarga Wallace.

Review No Spoiler!

Saya selalu suka serial televisi berbau mafia dan organisasi kriminal seperti ini. "Breaking Bad" dan "Peaky Blinders" setidaknya tidak mengecewakan saya bahkan sangat memuaskan. Ketika membaca sinopsisnya saya jadi bersemangat menonton "Gangs of London". Apakah series ini memuaskan?

Dari segi cerita, "Gangs of London" sangatlah memuaskan dan tidak mudah ditebak. Memberikan kesan layaknya "Game of Thrones" dimana banyak kelompok dengan tujuan masing-masing yang berujung pada pertikaian. Kelompok di serial ini lumayan banyak yang membuat konfliknya pun semakin rumit dan menegangkan. Gaya penceritaannya pun tidak murahan.

Namun, "Gangs of London" bukan tanpa kekurangan. Menuju episode terakhir cerita mulai terasa dipaksakan bahkan kematian salah satu karakter sentralnya benar-benar hambar tak memberikan kesan apapun. Tak heran episode terakhir mendapatkan rating paling rendah di IMDb. Kesan menonton "Gangs of London" season pertama seperti menonton keseluruhan season "Game of Thrones", tahu sendirikan gimana kerennya "Game of Thrones" diawal lalu kemudian melempem di akhir.

Untuk akting juga cukup memuaskan. Joe Cole sebagai salah satu karakter sentral sepertinya memang tidak asing memerankan karakter mafia, ia juga bermain di "Peaky Blinders" sebagai John Shelby. Jadi, kualitas akting dia memang tak perlu diragukan lagi.

Saat melihat trailernya, orang yang pertama kali saya kenali adalah Michelle Fairley sebagai Marian Wallace. Dia adalah pemeran Catelyn Stark di "Game of Thrones". Disini dia kembali bermain sebagai ibu-ibu badass yang juga kehilangan suaminya, Fairley sepertinya memang cocok dalam peran seperti ini.

Untuk akting pemeran lain juga sudah sangat baik sesuai porsinya masing-masing.

Yang membuat rasa rindu saya terhadap "The Raid" sedikit terobati saat menonton "Gangs of London" adalah adegan laganya yang juga kelas atas, bisa dibilang setingkat di bawah "The Raid", sadisnya setara hanya saja kelincahan para pemainnya di adegan laga serial ini tidak semenakjubkan di "The Raid", maklum saja pemain-pemain di "The Raid" memiliki latar belakang seni bela diri pencak silat yang mengandalkan kecepatan.

Kesadisan di "Gangs of London" bukan hanya sadis tapi disajikan dengan keindahan, itulah kenapa darah yang keluar serta bagian tubuh yang ditusuk dan patah terlihat sangat menawan dan estetik. Beberapa adegan laga juga menunjukkan kehancuran yang luar biasa, menunjukkan ini film yang mahal dari segi visual.

Meskipun tidak selalu menonjol tapi di beberapa momen musik latar "Gangs of London" berhasil membangun ketegangan seperti di akhir episode 4 yang menurut saya momen paling "rusuh" di "Gangs of London".

Pada akhirnya saya puas dengan karya terbaru dari Evans ini dan saya berharap produksi musim keduanya tak ada kendala dan bisa berjalan dengan lancar. Apalagi di ending musim pertama ada adegan yang memberi petunjuk untuk musim keduanya. Tapi, saya juga tidak berharap serial televisi ini kebablasan, cukup 3-5 season saja.

Saya mencoba membandingkannya dengan "Peaky Blinders" yang saya rasa punya konsep cerita yang sama meskipun dengan latar waktu yang berbeda, jadi saya rasa adil membandingkan keduanya. Jujur saya lebih suka "Gangs of London" karena adegan laganya yang jelas unggul telak apalagi ceritanya juga cukup bagus, tapi "Peaky Blinders" juga punya keunggulan di karakter-karakternya yang nyentrik dan lebih mungkin diingat banyak orang ketimbang karakter-karakter di "Gangs of London". Intinya, jika kalian suka cerita kelompok organisasi kriminal seperti "Peaky Blinders" kalian juga harus menonton "Gangs of London".

Baca juga: Crypt TV, Tempat Film Pendek Horror Berkualitas di YouTube

Overall, "Gangs of London" adalah sajian memukau untuk pencinta film dengan adegan laga sadis yang dikemas juga dengan keindahan koreografinya yang lumayan. Dengan pemain-pemain yang sudah punya filmografi menjanjikan, akting di film ini baik-baik saja. Ceritanya juga cukup bagus, setidaknya tidak mengecewakan meskipun menuju akhir terasa agak dipaksakan.

Nilai: 8/10

Untuk kalian yang suka menonton film di ponsel smartphone, tentu kalian membutuhkan earphone/headset dengan kualitas yang mamadai agar pengalaman menonton kalian semakin maksimal. Cek link di bawah ini untuk melihat rekomendasi earphone/headset terbaik dengan harga yang murah!
- Rekomendasi Headset/Earphone Terbaik & Termurah Untuk Ponsel

Referensi:
www.wikipedia.org
www.rottentomatoes.com
www.imdb.com

Sumber gambar:
www.imdb.com

Keywords: Review & Ulasan Film Gangs of London, Informasi Lengkap, Daftar Pemain Kru, Fakta Unik, Trivia, Penghargaan, Sinopsis, Full Movie Download Subtitle Indonesia, Bluray, Mp4, Mkv, Avi, DVDRip, HD, IMDb, Wikipedia, Rotten Tomatoes, Review, Ulasan, Rating, Nilai, Plot, Sub Indo, Nonton Streaming, season 1 sub indo, season 2, episode 5, and peaky blinders, amazon prime video, netflix, trailer, sky, billy wallace, best fight scenes

Posting Komentar untuk "Gangs of London Season 1, Pertarungan Sadis Para Mafia di London"