Misteri Lawang Sewu
Lawang Sewu adalah sebuah bangunan yang ada di bundaran Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 dan selesai tiga tahun kemudian, tepatnya pada 1907. Dulu bangunan ini dipakai sebagai kantor pusat perusahaan kereta api Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). NIS sendiri merupakan perusahaan kereta api swasta masa Pemerintahan Hindia-Belanda yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia. Sebelum disebut Lawang Sewu, dulu bangunan ini biasa disebut Wilhelminaplein.
Sampai 1994, Lawang Sewu masih digunakan oleh pemerintah sebagai Kantor Kereta Api Indonesia. Pada 2009, bangunan kemudian direstorasi dan diperbaiki tanpa mengubah bentuk aslinya. Lalu pada 2011, gedung tersebut dibuka untuk umum sebagai lokasi wisata sejarah dan menjadi salah satu tujuan wisata andalan di Kota Semarang dan Jawa Tengah.
Gaya arsitektur Lawang Sewu yang merupakan perpaduan arsitektur tropis dan Eropa itu memang memiliki pesona yang berbeda sehingga sangat instagramable dan digemari anak muda sebagai latar belakang foto. Bahkan kabarnya bahan bangunannya juga langsung didatangkan dari Eropa.
Nama Lawang Sewu jika diartikan berarti pintu seribu namun pada kenyataannya jumlah pintu di bangunan ini tidak sampai seribu, tepatnya hanya ada 429 pintu saja sementara untuk daun pintunya ada yang menyebut berjumlah 928 buah ada juga yang menyebut 1.200 buah karena satu pintu ada yang memiliki hingga empat daun pintu.
Pada masa Pertempuran 5 Hari di Kota Semarang pada 15-19 Oktober 1945, gedung Lawang Sewu menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kempetai dan Kidobutai dari Jepang. Karena itulah, tempat ini oleh Pemerintah Kota Semarang menjadi salah satu bangunan yang dilindungi.
Jika sebuah bangunan atau tempat dianggap angker, biasanya ada kejadian atau sesuatu yang melatar belakangi kesan angker tersebut, begitu pula dengan Lawang Sewu. Cerita-cerita mistis terkait bangunan ini tidak datang sendirinya, ada masa lalu yang kelam terkait bangunan ini.
Pada masa penjajahan Belanda, Lawang Sewu memang digunakan sebagai kantor NIS namun ketika Jepang mengambil alih kabarnya bangunan ini digunakan sebagai penjara dan tempat penyiksaan. Tempat yang dijadikan penjara adalah ruang bawah tanah. Saat masih dikuasai Belanda, ruangan bawah tanah ini dipakai untuk saluran air yang uapnya berguna sebagai pendingin alami ruangan-ruangan di atasnya.
Konon di area ruangan bawah tanah Lawang Sewu sering tercium aroma-aroma aneh seperti bau anyir darah yang membuat bulu kuduk berdiri. Di ruang bawah tanah Lawang Sewu tersebut terdapat penjara berdiri. Saat itu sebanyak 5-6 orang tahanan dijejalkan ke dalam kotak berdiameter sekitar 60 cm x 1 meter, para tahanan itu berdiri berdesakan kemudian ditutup pintu besi sampai mereka semua mati. Jika masih ada yang hidup, maka kepala mereka akan dipenggal dan mayat dibuang ke sungai kecil di samping Lawang Sewu.
Pada tahun 2013 acara Dunia Lain sempat melakukan syuting di tempat ini. Pesertanya meninggal tiga hari kemudian. Namun, kebenaran berita ini masih dipertanyakan.
Seorang wisatawan pernah melihat hantu noni Belanda dengan pakaian serba putih ketika berkunjung ke Lawang Sewu. Ada juga cerita tentang seorang perempuan yang kerasukan dan tiba-tiba menari balet padahal dalam kesehariannya si perempuan tidak pernah menari balet. Dulu memang saat Jepang datang dan mengambil alih kekuasaan dari Belanda kabarnya ada kejadian pemerkosaan terhadap puluhan noni Belanda oleh tentara Jepang. Usai melakukan pemerkosaan tersebut, para tentara Jepang kemudian memenggal kepala noni-noni Belanda tersebut. Itulah yang menjadi awal mula kisah hantu noni Belanda di Lawang Sewu. Kisah hantu Noni Belanda ini juga pernah disampaikan lewat kesaksian seorang pria yang mengaku melihat penampakan sosok noni Belanda ketika dirinya sedang memancing di sekitar sungai dekat Lawang Sewu. Pria itu mengakui sosok si noni Belanda memang tidak mengganggu namun hanya mondar-mandir dengan menampilkan wajah pucatnya yang cantik bersimbah darah dan tersenyum.
Di ruangan bawah tanah Lawang Sewu ada sebuah lorong yang biasa disebut Lorong Hantu. Menurut kabar yang beredar, jika seseorang mendatangi tempat tersebut kemudian berdiam diri disana, maka akan menemukan hal-hal yang di luar nalar. Hal tersebut adalah penampakan bayangan semacam manusia yang bergantung di atas dengan mata hijau menyala. Bayangan tersebut berjalan merangkak dari atas dan berupaya mendekati siapa saja yang melihatnya.
Di bagian depan halaman gedung ada sebuah sumur yang anehnya selalu ditutup tidak pernah dibuka. Sumur tersebut dulu merupakan tempat para tentara Belanda di bunuh oleh tentara Jepang. Ketika malam tiba, biasanya terdengar suara jeritan kesakitan dan tangisan dari arwah tentara Belanda. Selain teriakan dari sumur, arwah tentara Belanda lengkap dengan senjata laras panjangnya juga kerap kali menampakkan diri di bagian pintu depan paling barat atau paling timur. Biasanya penampakan ditandai dengan hembusan angin agak kencang ataupun semilir serta adanya aroma misterius mulai dari wangi kemenyan hingga bau darah yang membusuk.
Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul "Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak" dirilis berdasarkan legenda. Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa sekolah menengah dari Jakarta yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang wanita Belanda, seorang pria dengan bola dan rantai melilit kakinya, serta seorang kuntilanak.
Mitos tetaplah mitos, makhluk gaib itu memang ada tapi kita tidak perlu berlebihan menanggapinya. Pun begitu dengan cerita-cerita mistis di Lawang Sewu. Sama seperti cerita mistis lainnya, kebenarannya masih sangat layak dipertanyakan.
Keywords: sejarah misteri lawang sewu, lawang sewu mistis, misteri lawang sewu dunia lain, youtube, misteri ruang bawah tanah lawang sewu, mitos, misteri lantai 3 lawang sewu, download film, misteri di balik lawang sewu, misteri gedung lawang sewu, video,, kisah, cerita, malang, film
Posting Komentar untuk "Misteri Lawang Sewu"