Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Review dan Sinopsis Film Benedetta (2021)

Review dan Sinopsis Film Benedetta (2021).jpg

Trailer

Gambar

Sinopsis

Pada abad ke-17 di Italia ada seorang biarawati yang menderita semacam penglihatan aneh tentang Yesus. Ia ditemani oleh seorang biarawati baru, mereka perlahan menjalin hubungan terlarang dan menumbuhkan perasaan saling mencintai.

Review

"Benedetta" adalah film drama dari sutradara Paul Verhoeven, peraih sembilan nominasi Academy Awards. Verhoeven dikenal sebagai sutradara yang kerap menyajikan konten kekerasan dan seksual yang mengarah pada satir tentang isu sosial. Sementara di departemen penulisan Verhoeven ditemani oleh David Birke, keduanya juga pernah bekerja sama dalam film "Elle" yang dirilis pada tahun 2016. Selain Birke, ada nama-nama lain dari film "Elle" yang kembali ikut berkontribusi di film ini, seperti aktris Virginie Efira, Said Ben Said di bagian produser, Anne Dudley di bagian musik, dan Job ter Burg sebagai editor.

Selain Virginie Efira, pemain-pemain di "Benedetta" diisi oleh Lambert Wilson, Daphne Patakia, Charlotte Rampling, Olivier Rabourdin, dan masih banyak lagi.

Film kedua yang berbahasa Prancis dari Verhoeven ini tayang perdana pada 9 Juli 2021 di Cannes Film Festival dan berkompetisi untuk Palme d'Or. Film ini baru tayang di bioskop pada 3 Desember 2021 secara terbatas di Amerika Serikat, di Indonesia katanya juga tayang, tapi mungkin juga secara terbatas.

Di IMDb, film yang didistribusikan oleh IFC Films ini mendapatkan rating 6,7/10 dari sekitar 6600 rating. Sementara di Metacritic, "Benedetta" bisa dibilang cukup memuaskan dengan rating 73 dari 31 ulasan, saya bilang cukup memuaskan karena rating 70 keatas tergolong bagus di Metacritic. Bagaimana di Rotten Tomatoes? Di situs 'Tomat' ini ratingnya bahkan lebih baik, yakni 85% dari 130 ulasan, audience score-nya bahkan 91%, meskipun jumlah ulasannya memang di bawah 50 ulasan. Secara penilaian saya rasa kita bisa sedikit berekspektasi di awal. Sementara dari segi pendapatan, film berdurasi 2 jam 11 menit ini mendapatkan $3,5 juta dari seluruh dunia. Untuk budget produksinya saya tidak menemukan informasi berapa jumlahnya, jadi saya tidak tahu apakah film ini untung atau merugi secara komersial.

Film "Benedetta" mengadaptasi sebuah buku non-fiksi berjudul Immodest Acts: The Life of a Lesbian Nun in Renaissance Italy karya Judith C. Brown. Cerita "Benedetta" sendiri diambil dari kisah nyata tentang hubungan lesbian di antara biarawati. Bagi saya ini menarik, lesbian dan biarawati, dua hal yang sepatutnya berjauhan. Tapi disini kedua hal tersebut bersinggungan. Film ini kabarnya memang sempat menuai kontroversi namun tidak begitu besar sampai membuat filmnya batal tayang.

Konsep ceritanya harus saya akui memang gila. Bayangkan di Indonesia ada yang membuat film semacam ini tapi bukan mengambil agama kristen melainkan islam, misalnya ceritanya tentang seorang santriwati yang lesbian. Gila gak tuh!

Bukan hanya soal lesbian di kalangan biarawati, "Benedetta" juga menampilkan tokoh-tokoh agama kristen layaknya orang jahat dan tak sesuci kelihatannya. Tapi, saya heran film ini masih bisa tayang dan aman-aman saja, hanya beberapa protes yang muncul, setidaknya setahu saya begitu.

Sayangnya untuk kita yang beragama islam "Benedetta" terkesan kurang relate karena banyaknya unsur agama kristen yang dibawa maupun istilah-istilah yang awam kita temui. Meskipun begitu, sedikit demi sedikit kita juga akan paham hal-hal tersebut dengan sendirinya.

Ini bukanlah film lesbian pertama yang saya tonton, sudah ada beberapa film lesbian sebelumnya yang saya tonton dan hampir semua mampu membuat saya bersimpati pada pasangan lesbiannya. Di "Benedetta" beda lagi, hubungan Benedetta dan Bartolomea kadang kala membuat kita jengkel dan berharap kisah mereka tidak akan berakhir indah. Ini dampak dari kurangnya pergulatan batin yang ditunjukkan kedua pasangan tersebut, atau minimal salah satu saja. Saya kira baik itu Benedetta atau Bartolomea akan merasa bimbang dengan orientasi seksualnya mengingat mereka hidup di lingkungan gereja. Di sini tidak seperti itu, karakterisasi keduanya tampak terlalu cabul untuk orang-orang yang tinggal di lingkungan gereja.

Soal akting, Virginie Efira sebagai Benedetta sebenarnya cukup meyakinkan. Apalagi bagaimana ketidakwarasannya tentang halusinasi mendapatkan pesan dan mukjizat dari Yesus, ia tampak berhasil menyuguhkan kita hal tersebut. Namun, lawan mainnya sebagai pasangan lesbian yakni Daphne Patakia entah kenapa saya rasa kurang. Ini tak terlepas dari lemahnya naskah untuk menekankan karakterisasinya. Karakter Bartolomea disini terasa tak mampu mengimbangi karakter Benedetta.

Jika berbicara soal visual, "Benedetta" tampak bisa percaya diri menampilkan yang terbaik di bagian ini. Latar waktu abad ke-17 berhasil disajikan dengan sangat meyakinkan. Pemilihan busana dan tempat sangat teliti dan memberikan kesan yang baik.

Overall, "Benedetta" memberikan kita suatu cerita yang fresh, unik, dan di lain sisi terlihat kontroversial. Penceritaannya masih banyak kekurangan, meskipun tidak membuat keseluruhan cerita tampak ampas. Akting masih lumayan, masalahnya ada di karakterisasi yang terasa kurang berimbang. Visual untungnya juga cukup memuaskan.

Rating: 6/10

Untuk kalian yang suka menonton film di ponsel smartphone, tentu kalian membutuhkan earphone/headset dengan kualitas yang mamadai agar pengalaman menonton kalian semakin maksimal. Cek link di bawah ini untuk melihat rekomendasi earphone/headset terbaik dengan harga yang murah!
- Rekomendasi Headset/Earphone Terbaik & Termurah Untuk Ponsel

Keywords: Review & Ulasan Sinopsis Alur Cerita Film Benedetta (2021), Informasi Lengkap, Daftar Pemain Kru, Fakta Unik, Trivia, Penghargaan, Full Movie Download Subtitle Bahasa Indonesia, Bluray, Mp4, Mkv, Avi, DVDRip, HD, IMDb, Wikipedia, Rotten Tomatoes, Review, Ulasan, Rating, Nilai, Plot, Sub Indo, Nonton Online Streaming, Trailer, LK21, Pahe, HBO Max Go, Netflix, Disney Plus Hotstar

Posting Komentar untuk "Review dan Sinopsis Film Benedetta (2021)"